Belajar Beternak Angsa

Banyak unggas yang saat ini diternakan oleh masyarakat. Unggas yang utama diternakan dan paling banyak yaitu ayam dan bebek karena nilai ekonomisnya yang tinggi. Khusus dilingkungan saya aja saat ini ketika saya membuat postingan ini banyak teman saya yang kecil-kecil beternak ayam dan bebek, walaupun hanya didalam pekarangan rumah. saya tanya karena alasan hobi, dan unggas hasilnya bisa dijual seperti telur dan anakannya. Kembali ke angsa, saya sebenarnya tidak terlalu tertarik untuk beternak angsa, awalnya saya membeli sepasang angsa yang fungsinya untuk menjaga pekarangan bagian belakang rumah saya. Namun beberapa waktu kemudian setelah saya liat-liat perkarangan belakang yang cukup luas, saya buatkan kadang angsa sendiri supaya tidak terlalu luas tempat angsanya untuk bermain dan supaya ada rumah angsa, untuk itu saya membuat kandang dengan ukuran 2,5 meter x 1 meter, tinggi 1,75m, dan dibuatkan rumah diujung dengan ukuran sekitar 60 cm. Jadi angsanya ada tempat berteduh dari hujan dan panas, serta didalam kadang, saya letaknya bekas bak mandi yang untuk ukuran anak bayi yang sudah tidak terpakai lagi sebagai tempat airnya. Karena dari beberapa referensi saya dapat, angsa adalah unggas yang paling suka dengan air. Sekitar 2 bulan setelah sepasang angsa berada di tempat saya, akhirnya mulai bertelur didalam rumahan kadang angsa tersebut. Telur semua berjumlah 8 telur. Setelah saya perhatikan cukup lama ternyata jantan daripada angsa ini selalu menjaga betina dan juga membantu membuatkan kandang buat sang betina, jadi seperti sepasang suami, dan selama mengerami telur, sang betina jarang sekali keluar dari rumahan angsa apalagi kandang. Karena saya sering melihat sang jantan sendirian berjalan, untuk itu saya berpikir untuk menambah satu betina lagi. Setelah saya cari dipasar burung, dapat seekor angsa betina muda berumur 5 bulan, akhirnya saya beli dengan harga Rp 150.000,00. Saya pikir itu harga yang lumayan mahal. Saat itulah saya berpikir, ternyata harga angsa dewasa lumayan mahal juga, dan kenapa gak saya coba kembangbiakan. Saat itulah saya menyisihkan waktu untuk mengurus angsa bersama seseorang dirumah saya yang bertugas memberi makan. Sejak angsa yang baru saya beli datang, saya pikir angsa akan seperti ayam, akan dikawini langsung oleh jantannya, dan menurut referensi yang saya baca, seekor angsa jantan sehat dapat mengawini sampai tiga angsa betina,namun kenyataan, angsa yang baru saya beli seperti diusir dari rumahan angsa tersebut. Sampai saya sering menyebutnya si janda, karena sering menyendiri. Namun kondisi saat itu memang betina yang satu lagi sedang mengerami telur.
Sang Janda
Untuk makanan yang saya kasih keangsa itu mulai dari nasi, jagung, remah jagung, sampai dedek, dan dibelakang rumah saya ada rumput yang bisa dimakan juga.Karena angsa sebenarnya adalah unggas yang gampang makannya dan tidak mudah sakit. Setelah hampir satu bulan mengerami akhirnya telur-telur tersebut menetas satu persatu, bersamaan dengan itu, angsa betina yang satunya juga mulai bertelur, dan saya bingung, siapa yang buahi telur tersebut? Telur yang dihasilkan ada 5 dan mulai dierami. Sementara itu telur yang menetas dari angsa yang pertama berjumlah 4 dari 8, memang berdasarakan referensi yang saya baca, bila dierami keberhasilan menetas hanya 50% tergantung kondisi lingkungan.
Angsa baru menetas 1 minggu
Yang menarik dari angsa ini adalah selama mengerami sang jantan menjaga sang betina dan ketika sudah menetas, angsa jantan pun ikut menjaga anak-anaknya dari gangguan. Namun karena semua ini saya masih dalam pembelajaran bagaimana beternak angsa, salah satu anak angsa mati yang saya duga mati karena terinjak induknya. apabila mendapat gangguan induknya kadanga sering proaktif, dan tidak melihat sang anak yang dekatnya, akibatnya rawan sekali terinjak.
Mengajari anak-anak mencari makan
sejauh ini menurut saya angsa itu mudah dipelihara dan juga bisa berfungsi sebagai penjaga keamanan rumah, karena angsa akan bersuara setiap ada sesuatu yang bergerak dilingkunganya. Menurut saya angsa adalah hewan teritorial, sehingga selalu waspada, dan juga anti sogok, tidak seperti anjing apabila dilempar makanan maka akan mengejar makanan tersebut, namun angsa, selalu waspada, sampai situasi dianggap aman, baru angsa tersebu akan makan. Sampai saat ini saya masih terus belajar berternak angsa dari 3 ekor sampai semoga jadi banyak.

Comments

sekedar wawasan said…
sekarang udah jarang yang berternak angsa ya...
Ray said…
sekarang memang sudah jarang yang beternak angsa. susah menemukannya, karena mungkin alasa ekonomis, nilai jual msh sedikit, jadi lebih di gunakan sebagai hewan piliharaan untuk menjaga rumah.
Satya said…
anaknya klo ada boleh saya ambil sepasang :D dah muter2 nyari gak ada yg kecil.
Ray said…
sekarang anak2nya sudah dewasa, sementara masih mengerami telur lagi.

Popular posts from this blog

Belajar Beternak Angsa dan Anak Angsa di Halaman Rumah

Kenapa CPU lebih cepat membaca RAM dari pada Harddisk?